StasiunBerita.id, Buton Selatan - Sebelas tahun lalu, Buton Selatan lahir dari sebuah mimpi, membangun peradaban baru dari tanah pesisir yang jauh dari pusat kuasa. Kini, di usia ke-11, mimpi itu perlahan menjelma nyata. Bukan sekadar merayakan hari jadi, peringatan HUT ke-11 Kabupaten Buton Selatan pada Selasa, 23 Juli 2025 menjadi cermin transformasi. Perubahan yang tidak hanya tampak pada infrastruktur, tetapi juga pada cara memimpin dan mengelola harapan masyarakat.
Di Lapangan Lakarada, Kecamatan Batauga, ribuan warga tumpah ruah menyaksikan upacara resmi yang dipimpin oleh Bupati Muhammad Adios. Sejak awal pagi, nuansa kebersamaan dan optimisme telah memenuhi udara. Forkopimda, tokoh adat, tokoh masyarakat, hingga pemuda hadir menyatu, menyambut babak baru dalam perjalanan Busel.
Tahun Pertama yang Padat Perubahan
Kepemimpinan Bupati Adios yang baru dilantik awal 2025 membawa beban sekaligus harapan besar. Tantangan menyambung pembangunan yang sempat melambat dihadapi dengan strategi kolaboratif dan pendekatan inovatif. Tak butuh waktu lama, arah perubahan mulai terasa bahkan sebelum tahun pertama berakhir.
Februari, RPJMD partisipatif diluncurkan dokumen perencanaan jangka menengah yang disusun bersama rakyat. Di saat bersamaan, konsep konektivitas antar pulau melalui jaringan kabel laut mulai dikaji. Terobosan layanan Pelayanan Kesehatan Gratis Berbasis Tanggal Lahir (PKG) pun lahir dan langsung menempatkan Busel sebagai daerah dengan inovasi layanan publik terbaik kedua di Sulawesi Tenggara. Di baliknya, pengawasan ketat dari Kejaksaan terhadap proyek strategis menjamin anggaran terserap dengan tepat sasaran.
Maret, langkah menyentuh langsung kebutuhan rakyat mulai diakselerasi. Gerakan Pangan Murah digelar menjelang Ramadan, menjawab keresahan inflasi rumah tangga. Listrik mulai mengalir ke wilayah kepulauan. Visi pembangunan diperjelas: ekonomi lokal, sumber daya manusia, infrastruktur, dan pelestarian budaya menjadi empat pilar utama. Pelantikan Ketua TP PKK dan Dekranasda menguatkan upaya penurunan stunting dan pemberdayaan perempuan.
April, pemerintah fokus pada konsolidasi. Musrenbang RKPD 2026 digelar, penjabat Sekda ditunjuk, dan dokumen Kabupaten/Kota Sehat disusun dengan capaian sanitasi mencapai 80 persen. Semua langkah ini diarahkan pada satu hal: pelayanan publik yang lebih rapi, lebih tanggap, dan lebih membumi.
Mei, tata kelola keuangan kembali mendapat pengakuan nasional. Opini WTP kedelapan berturut-turut dari BPK RI menjadi bukti akuntabilitas keuangan yang konsisten. Di saat yang sama, pembangunan Sekolah Rakyat mulai disiapkan, dan pelabuhan Batu Atas ditinjau ulang sebagai penguat konektivitas dan ekonomi pesisir.
Juni, wajah pelayanan publik semakin konkret: pelantikan PPPK, sertifikasi tanah tembus 88,2 persen, reaktivasi kepesertaan BPJS bagi warga tidak mampu, hingga simulasi tanggap bencana. Pemerintah tak hanya hadir dalam kebijakan, tetapi juga dalam krisis.
Di bulan peringatan ulang tahun, Busel memperlihatkan langkah konsolidatif dalam skala nasional. Tema “Buton Selatan Bangkit!” bukan hanya slogan, tetapi pernyataan sikap. Forum strategis digelar, menghadirkan tokoh-tokoh yang ikut mendukung lompatan kemajuan daerah ini.
Distribusi Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk 6.000 kepala keluarga dilakukan sebagai bentuk hadirnya negara dalam dapur rakyat. BPN Sultra memberikan pengakuan khusus terhadap Kantor Pertanahan Busel atas dedikasinya mempercepat legalitas lahan masyarakat.
Momentum ini juga dimanfaatkan untuk meluncurkan secara resmi Koperasi Merah Putih di 60 desa dan 10 kelurahan. Bukan koperasi biasa, melainkan simpul ekonomi desa berbasis swadaya, yang menempatkan warga sebagai penggerak, bukan sekadar penerima manfaat.
Merawat Tradisi, Memperkuat Identitas
Di Rumah Jabatan Bupati, tradisi Pekande-kandea kembali digelar. Ritual makan bersama sebagai simbol syukur dan persatuan, menyatukan pemimpin dan rakyat dalam satu meja. Sebanyak 356 talang disajikan, membawa cita rasa lokal dan semangat kebersamaan.
Pada momen yang sama, diserahkan sertifikat lahan pembangunan Polres Busel kepada Kapolres, serta penghargaan khusus kepada atlet nasional Alfiandi dari Batu Atas, pejuang oktagon yang mengangkat nama daerah di pentas nasional.
Dari Selatan untuk Masa Depan
Usia 11 tahun bukan sekadar perayaan, tetapi penegasan arah. Visi Bangkit, Sejahtera, Berbudaya, dan Berdaya Saing yang diusung Bupati Adios mulai diterjemahkan ke dalam birokrasi yang solid, kebijakan yang berpihak, dan pelayanan yang menjangkau hingga pulau-pulau terluar.
Buton Selatan bukan lagi “anak bungsu” dalam peta pembangunan Sultra. Ia kini tumbuh sebagai titik tolak harapan baru daerah yang menjejak di desa, berpijak pada budaya, dan menatap dunia dengan keyakinan serta kepercayaan diri.(Adm)
